Renang adalah olahraga yang melombakan kecepatan atlet renang dalam berenang . Gaya renang yang diperlombakan adalah gaya bebas , gaya k...
Bersama-sama dengan loncat indah, renang indah, renang perairan terbuka, dan polo air, peraturan perlombaan renang ditetapkan oleh badan dunia bernama Federasi Renang Internasional (FINA). Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) adalah induk organisasi cabang olahraga renang di Indonesia.

Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena 1896. Nomor renang putri dilombakan sejak Olimpiade Stockholm 1912. Pada 1902, Richard Cavill memperkenalkan renang gaya bebas. Federasi Renang Internasional dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu pertama kali dikembangkan pada tahun 1930-an. Pada awalnya, gaya kupu-kupu merupakan variasi gaya dada sebelum dianggap sebagai gaya renang tersendiri pada 1952.
Di Hindia Belanda, Perserikatan Berenang Bandung (Bandungse Zwembond) didirikan pada 1917. Pada tahun berikutnya didirikan Perserikatan Berenang Jawa Barat (West Java Zwembond), dan Perserikatan Berenang Jawa Timur (Oost Java Zwembond) didirikan pada 1927. Sejak itu pula perlombaan renang antardaerah mulai sering diadakan. Rekor dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut juga dicatatkan sebagai rekor di Belanda.[1]
Pada 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam mencatat rekor 59,9 detik untuk nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas Bandung. Pet Stam dikirim sebagai wakil Belanda di Olimpiade Berlin 1936. Persatuan Berenang Seluruh Indonesia didirikan 21 Maret 1951, dan sebagai anggota Federasi Renang Internasional sejak tahun berikutnya. Perenang Indonesia ikut berlomba dalam Olimpiade Helsinki 1952.[1]
Fasilitas dan peralatan
Kolam renang

Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan pertama dan lintasan terakhir.[2] Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang sama panjang dengan panjang lintasan.Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan (heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah. Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6 lintasan).[3] Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
Pengukur waktu
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya 1 cm.[4]Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis. Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967 di Winnipeg, Kanada.[5]
Balok start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok start.Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak melebihi 10°.[2]
Peraturan perlombaan dalam renang
Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris) diteriakkan oleh wasit start.[6] Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start sebelum ada aba-aba.[7] Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam keadaan diam.
Nomor perlombaan

- Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)
- Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
- Gaya punggung: 100 m, 200 m
- Gaya dada: 100 m, 200 m
- Gaya ganti perorangan: 200 m, 400 m
- Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
- Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
- Marathon 10 km.[8]
- Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m
- Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya ganti perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m
- Gaya ganti estafet: 4×100 m
- Gaya bebas estafet: 4×100 m, 4×200 m.[9]
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung, dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya bebas.
Pakaian
Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan tipe pakaian renang yang disetujui dalam perlombaan renang.[10] Perenang dibolehkan memakai topi renang dan kacamata renang. Perenang berkacamata dapat memilih untuk mengenakan kacamata renang minus, atau mengenakan lensa kontak bersama kacamata renang normal.Perenang tidak dibolehkan memakai alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba, misalnya sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan sebagainya.[6]
- Pencak silat - beladiri dari Indonesia
- Silat minangkabau - silek (silat) dari Minangkabau (Sumatera Barat)
- Silat Cimande - Suatu aliran pencak silat yang berkembang di daerah Jawa Barat dan sekitarnya
- Cerita silat, film silat - cerita-cerita dan film dengan genre kung fu
Tempat
Lihat pula
Silat dapat mengacu kepada beberapa hal berikut: Pencak silat - beladiri dari Indonesia Silat minangkabau - silek (silat) dari Mina...
Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhkan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).
Daftar isi
Tiga materi dalam latihan
- Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
- Kyokpa atau teknik pemecahan adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/objek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan terkadang menggunakan benda yang lembut seperti kertas. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
- Kyorugi atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktikkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
Filosofi sabuk pada Taekwondo
- Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin mempelajari jurus dasar (gibon) 1
- Kuning melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.
- Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
- Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
- Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
- Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.
Istilah dalam Taekwondo
- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Kihap = Berteriak dari dalam perut
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Wen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Sijak = Mulai
- Kalryeo = Stop (Sementara)
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
- Moumtong = Sasaran tengah (Badan/Ulu Hati)
- Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
- Kyungrye = Hormat
- Chariot = Mempersiapkan Diri
- Joon Bi = Istirahat
- Agam So = Istirahat dengan Tangan Dibelakang
- Nici = Sekian
- Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
- Menicip = Pengawas Taekwondo
- Dobeon = Dua Kali
- Sambeon = Tiga Kali
- Illjang = Satu
- Yeejang = Dua
- Samjang = Tiga
- Sahjang = Empat
- Ohjang = Lima
- Yukjang = Enam
- Chiljang = Tujuh
- Paljang = Delapan
Bagian-bagian tubuh
Bagian-bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So)
1. Eolgol (Bagian Atas/Kepala/Muka) Bagian ini meliputi tulang belikat, wajah, kepala, dagu, jakun, tulang di antara mata, bagian atas dan bawah bibir.2. Momtong (Bagian Tengah/Badan) Bagian ini meliputi perut, ulu hati, rusuk / tulang iga, serta dibawah tulang rusuk dimana ginjal terletak di dalamnya.
3. Are (Bagian Bawah) Bagian ini meliputi pusar ke bawah, yaitu rongga bawah perut, selangkangan, paha bagian dalam, dan kemaluan.
Bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan
- Kepala (Eolgol)
- Tangan (Son)
- Lengan (Pal)
- Siku Tangan (Pal Kup)
- Punggung Kaki (Bal Deng)
- Kaki Bagian Depan (Ap Chuk)
- Lutut (Mooreup)
Seogi (kuda-kuda)
Sikap kuda-kuda dibagi tiga yaitu:- Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka)
- Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup)
- Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus)
- Ap Seogi (Sikap Kuda-Kuda Jalan)
Kuda-kuda Terbuka
- Naranhi Seogi (Sikap Sejajar)
- Jochoom Seogi (Sikap Duduk)
- Ap Seogi (Sikap Jalan Pendek)
- Ap Koobi Seogi (Sikap Jalan Panjang)
- Dwit Koobi Seogi (Sikap Kuda-Kuda L)
- Beom Seogi (Sikap Kuda-Kuda Harimau)
Kuda-kuda tertutup
- Moa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Tertutup)
- Dwi/Ap Koa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Kaki Menyilang)
Sikap kuda-kuda khusus
- Kibon Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap)
- Bojumeok Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap dengan Menutup Kepalan)
Pukulan, sabetan, tusukan, tendangan, dan tangkisan
Pukulan
- Yeop Jireugi = Pukulan Samping
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
- Pyojeok Jireugi = Pukulan dengan Sasaran
- Momtong Jireugi = Pukulan Mengarah ke Tengah (Pukulan Mengarah ke Ulu Hati)
- Are Jireugi = Pukulan ke Bawah
- Oreon Jireugi= Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan Sambil Menendang (Ap Chagi)
- Eolgol Jirugi = Pukulan ke Atas (Pukulan Mengarah ke Kepala)
- Sambion Jireugi = Pukulan Ke Bawah,Perut,Dan Kepala
Sabetan
- Han Sonnal Mok Chigi = Sabetan dengan Pisau Tangan
- Jebipoom Mok Chigi = Sabetan dari Luar ke Dalam dengan Tangkisan Pisau Tangan
- Me Jumeok Naeryo Chigi = Sabetan dari Atas ke Bawah
- Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi = Sabetan Depan dengan Bonggol Atas Kepalan dengan Sasaran Atas
- Palkup Dollyo Chigi = Sabetan Memutar dengan Siku Tangan
- Palkup Pyojeok Chigi = Sabetan Siku Tangan dengan Sasaran
- Mureup Chigi = Sabetan dengan Lutut
- Deung Jumeok Bakkat Chigi = Sabetan dari Dalam ke Luar dengan Bonggol Atas Kepalan
Tusukan
- Pyeonsonkeut Sewo Chireugi = Tusukan dengan Telapak Tangan Tegak
- Pyeonsonkeut Upeo Chireugi = Tusukan dengan Telapak Tangan Mendatar
- Kawison Keut Chireugi = Tusukan dengan 2 Jari ke Arah Mata
- Hanson Keut Chireugi = Tusukan dengan 1 Jari ke Arah Mata
Tendangan
- Ap Chagi = Tendangan depan menggunakan kaki depan
- Dollyo Chagi = Tendangan Menggunakan Punggung Kaki
- Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki
- Dwi Chagi = Tendangan belakang
- Twieo Ap Chagi = Tendangan depan yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat
- Dubal Dangsang Chagi = Tendangan dengan dua target sasaran
- Goley / Narray Chagi = Tendangan ganda
- Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
- Penriyti Chagi = Tendangan keliling.
- Dwi Huryeo Chagi = Tendangan berputar melalui belakang.
- Deol Chagi = Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit
- Aidan Dollyo Chagi =Tendangan Menggunakan Kaki Depan Ke Arah Perut
Tangkisan
- Are Maki = Tangkisan ke arah bawah untuk menangkis tendangan
- Eolgol Makki = Tangkisan ke arah kepala
- Momtong Bakat Makki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
- Momtong An Makki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
- An Makki = Tangkisan dari arah luar.
- Bina Makko An Makki = Tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas
- An Palmok Momtong Bakkat Makki = Tangkisan ke arah lengan bawah
- Momtong An Makki = Tangkisan ke tengah dari luar ke dalam
- Momtong Bakkat Makki = Tangkisan ke tengah dari dalam ke luar
- Sonnal Momtong Makki = Tangkisan ke tengah dengan pisau tangan
- Batang Son Momtong An Makki = Tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan
- Kawi Makki = Tangkisan menggunting
- Sonnal Bitureo Makki = Tangkisan melintir dengan satu pisau tangan
- Hecho Makki = Tangkisan ganda ke luar
- Eotgoreo Arae Makki = Tangkisan silang ke arah bawah
- Wesanteul Makki = Tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
Istilah dalam Taekwondo
- Sabeum = Instruktur
- Sabeum Nim = Instruktur Kepala
- Seonbae = Senior
- Hubae = Junior
- Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
- Muknyeom = Meditasi
- Kihap = Berteriak dari dalam perut
- Dobok = Seragam Tae Kwon Do
- Ti = Sabuk Latihan
- Wen = Kiri
- Oreon = Kanan
- Sijak = Mulai
- Kalryeo = Stop (Sementara)
- Keysok = Lanjutkan
- Keuman = Selesai
- A Nee = Tidak
- Yee = Ya
- Eolgol = Sasaran atas (Kepala)
- Moumtong = Sasaran tengah (Badan/Ulu Hati)
- Arae = Sasaran bawah (Pinggang kebawah)
- Kyungrye = Hormat
- Chariot = Mempersiapkan Diri
- Joon Bi = Istirahat
- Agam So = Istirahat dengan Tangan Dibelakang
- Nici = Sekian
- Belci Ki Manisi = Tempat Istirahat
- Menicip = Pengawas Taekwondo
- Dobeon = Dua Kali
- Sambeon = Tiga Kali
- Illjang = Satu
- Yeejang = Dua
- Samjang = Tiga
- Sahjang = Empat
- Ohjang = Lima
- Yukjang = Enam
- Chiljang = Tujuh
- Paljang = Delapan
Bagian-bagian tubuh
Bagian-bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So)
1. Eolgol (Bagian Atas/Kepala/Muka) Bagian ini meliputi tulang belikat, wajah, kepala, dagu, jakun, tulang di antara mata, bagian atas dan bawah bibir.2. Momtong (Bagian Tengah/Badan) Bagian ini meliputi perut, ulu hati, rusuk / tulang iga, serta dibawah tulang rusuk dimana ginjal terletak di dalamnya.
3. Are (Bagian Bawah) Bagian ini meliputi pusar ke bawah, yaitu rongga bawah perut, selangkangan, paha bagian dalam, dan kemaluan.
Bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan
- Kepala (Eolgol)
- Tangan (Son)
- Lengan (Pal)
- Siku Tangan (Pal Kup)
- Punggung Kaki (Bal Deng)
- Kaki Bagian Depan (Ap Chuk)
- Lutut (Mooreup)
Seogi (kuda-kuda)
Sikap kuda-kuda dibagi tiga yaitu:- Neolpyo Seogi (sikap kuda-kuda terbuka)
- Moa Seogi (sikap kuda-kuda tertutup)
- Teuksu Poom Seogi (sikap kuda-kuda khusus)
- Ap Seogi (Sikap Kuda-Kuda Jalan)
Kuda-kuda Terbuka
- Naranhi Seogi (Sikap Sejajar)
- Jochoom Seogi (Sikap Duduk)
- Ap Seogi (Sikap Jalan Pendek)
- Ap Koobi Seogi (Sikap Jalan Panjang)
- Dwit Koobi Seogi (Sikap Kuda-Kuda L)
- Beom Seogi (Sikap Kuda-Kuda Harimau)
Kuda-kuda tertutup
- Moa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Tertutup)
- Dwi/Ap Koa Seogi (Sikap Kuda-Kuda Kaki Menyilang)
Sikap kuda-kuda khusus
- Kibon Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap)
- Bojumeok Junbi Seogi (Sikap Kuda-Kuda Siap dengan Menutup Kepalan)
Pukulan, sabetan, tusukan, tendangan, dan tangkisan
Pukulan
- Yeop Jireugi = Pukulan Samping
- Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
- Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
- Pyojeok Jireugi = Pukulan dengan Sasaran
- Momtong Jireugi = Pukulan Mengarah ke Tengah (Pukulan Mengarah ke Ulu Hati)
- Are Jireugi = Pukulan ke Bawah
- Oreon Jireugi= Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan Sambil Menendang (Ap Chagi)
- Eolgol Jirugi = Pukulan ke Atas (Pukulan Mengarah ke Kepala)
- Sambion Jireugi = Pukulan Ke Bawah,Perut,Dan Kepala
Sabetan
- Han Sonnal Mok Chigi = Sabetan dengan Pisau Tangan
- Jebipoom Mok Chigi = Sabetan dari Luar ke Dalam dengan Tangkisan Pisau Tangan
- Me Jumeok Naeryo Chigi = Sabetan dari Atas ke Bawah
- Dung Jumeok Eolgul Ap Chigi = Sabetan Depan dengan Bonggol Atas Kepalan dengan Sasaran Atas
- Palkup Dollyo Chigi = Sabetan Memutar dengan Siku Tangan
- Palkup Pyojeok Chigi = Sabetan Siku Tangan dengan Sasaran
- Mureup Chigi = Sabetan dengan Lutut
- Deung Jumeok Bakkat Chigi = Sabetan dari Dalam ke Luar dengan Bonggol Atas Kepalan
Tusukan
- Pyeonsonkeut Sewo Chireugi = Tusukan dengan Telapak Tangan Tegak
- Pyeonsonkeut Upeo Chireugi = Tusukan dengan Telapak Tangan Mendatar
- Kawison Keut Chireugi = Tusukan dengan 2 Jari ke Arah Mata
- Hanson Keut Chireugi = Tusukan dengan 1 Jari ke Arah Mata
Tendangan
- Ap Chagi = Tendangan depan menggunakan kaki depan
- Dollyo Chagi = Tendangan Menggunakan Punggung Kaki
- Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki
- Dwi Chagi = Tendangan belakang
- Twieo Ap Chagi = Tendangan depan yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat
- Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil melompat
- Dubal Dangsang Chagi = Tendangan dengan dua target sasaran
- Goley / Narray Chagi = Tendangan ganda
- Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki
- Penriyti Chagi = Tendangan keliling.
- Dwi Huryeo Chagi = Tendangan berputar melalui belakang.
- Deol Chagi = Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit
- Aidan Dollyo Chagi =Tendangan Menggunakan Kaki Depan Ke Arah Perut
Tangkisan
- Are Maki = Tangkisan ke arah bawah untuk menangkis tendangan
- Eolgol Makki = Tangkisan ke arah kepala
- Momtong Bakat Makki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.
- Momtong An Makki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.
- An Makki = Tangkisan dari arah luar.
- Bina Makko An Makki = Tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas
- An Palmok Momtong Bakkat Makki = Tangkisan ke arah lengan bawah
- Momtong An Makki = Tangkisan ke tengah dari luar ke dalam
- Momtong Bakkat Makki = Tangkisan ke tengah dari dalam ke luar
- Sonnal Momtong Makki = Tangkisan ke tengah dengan pisau tangan
- Batang Son Momtong An Makki = Tangkisan ke tengah dari luar dengan bantalan telapak tangan
- Kawi Makki = Tangkisan menggunting
- Sonnal Bitureo Makki = Tangkisan melintir dengan satu pisau tangan
- Hecho Makki = Tangkisan ganda ke luar
- Eotgoreo Arae Makki = Tangkisan silang ke arah bawah
- Wesanteul Makki = Tangkisan ganda memotong arah bawah dan ke luar
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do atau Taekwon-Do ) adalah seni bela diri asal Korea yang juga sebagai olahraga nasional Korea. Ini adal...
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia. Banyak kompetisi bola basket yang diselenggarakan setiap tahun, seperti British Basketball League (BBL) di Inggris, National Basketball Association (NBA) di Amerika, dan National Basketball League (NBL) di Indonesia.
Sejarah bola basket
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang guru olahraga. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang guru olahraga asal Kanada yang mengajar di sebuah perguruan tinggi untuk para siswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswa untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr.James Naismith. Basket adalah sebutan yang diucapkan oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatik ditempatkan di seluruh cabang di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun dilaksanakan di seluruh kota-kota negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya, setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble, sehingga bola hanya dapat berpindah melalui lemparan. Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith.
Lapangan, waktu, dan jumlah pemain bola basket
Lapangan bola basket berbentuk persegi panjang dengan dua standar ukuran, yakni panjang 28,5 meter dan lebar 15 meter untuk standar National Basketball Association dan panjang 26 meter dan lebar 14 meter untuk standar Federasi Bola Basket Internasional. Tiga buah lingkaran yang terdapat di dalam lapangan basket memiliki panjang jari-jari yaitu 1,80 meter.Jumlah pemain dalam permainan bola basket adalah 5 orang dalam satu regu dengan cadangan 5 orang. Sedangkan jumlah wasit dalam permainan bola basket adalah 2 orang. Wasit 1 disebut Referee sedangkan wasit 2 disebut Umpire.
Waktu permainan 4 x 10 menit jika berpedoman dengan aturan Federasi Bola Basket Internasional. Versi National Basketball Association waktu bermain adalah 4 x 12 menit. Di antara babak 1, 2, 3, dan babak 4 terdapat waktu istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam yaitu 5 detik.
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm. Sedangkan berat bola adalah 600 - 650 gram. Jika bola dijatuhkan dari ketinggian 1,80 meter pada lantai papan, maka bola harus kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter.
Panjang papan pantul bagian luar adalah 1,80 meter sedangkan lebar papan pantul bagian luar adalah 1,20 meter. Dan panjang papan pantul bagian dalam adalah 0,59 meter sedangkan lebar papan pantul bagian dalam adalah 0,45 meter.
Jarak lantai sampai ke papan pantul bagian bawah adalah 2,75 meter. Sementara jarak papan pantul bagian bawah sampai ke ring basket adalah 0,30 meter. Ring basket memiliki panjang yaitu 0,40 meter. Sedangkan jarak tiang penyangga sampai ke garis akhir adalah 1 meter.
Panjang garis tengah lingkaran pada lapangan basket adalah 1,80 meter dengan ukuran lebar garis yaitu 0,05 meter. Panjang garis akhir lingkaran daerah serang yaitu 6 meter. Sedangkan panjang garis tembakan hukuman yaitu 3,60 meter.
Peraturan permainan bola basket
Aturan dasar pada permainan Bola Basket adalah sebagai berikut:- Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
- Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
- Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
- Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
- Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa diskualifikasi pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
- Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
- Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
- Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
- Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
- Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
- Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
- Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
- Pihak yang berhasil memasukkan bola ke ring terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang [1]
Teknik dasar permainan bola basket
Cara memegang bola basket adalah sikap tangan membentuk mangkok besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang, jari-jari terentang melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut rileks.Dalam menangkap bola harus diperhatikan agar bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan rileks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan ditarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Menangkap bola (catching ball) terdiri dari dua macam cara yaitu menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di depan dada.
Mengoper atau melempar bola terdiri atas tiga cara yaitu melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass).
Menggiring bola (dribbling ball) adalah suatu usaha membawa bola ke depan. Caranya yaitu dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola dalam permainan bola basket dapat dibagi menjadi dua cara, yaitu menggiring bola rendah dan menggiring bola tinggi. Menggiring bola rendah bertujuan untuk melindungi bola dari jangkauan lawan. Menggiring bola tinggi dilakukan untuk mengadakan serangan yang cepat ke daerah pertahanan lawan.
Pivot atau memoros adalah suatu usaha menyelamatkan bola dari jangkauan lawan dengan salah satu kaki sebagai porosnya, sedangkan kaki yang lain dapat berputar 360 derajat.
Lay-up adalah usaha memasukkan bola ke ring atau keranjang basket dengan dua langkah dan meloncat agar dapat meraih poin. Lay-up disebut juga dengan tembakan melayang.
Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding men...
Sejarah
Pada awal penemuannya, olahraga permainan bola voli ini diberi nama Mintonette. Olahraga Mintonette ini pertama kali ditemukan oleh seorang Instruktur pendidikan jasmani (Director of Phsycal Education) yang bernama William G. Morgan di YMCA pada tanggal 9 Februari 1895, di Holyoke, Massachusetts (Amerika Serikat). YMCA (Young Men’s Christian Association) merupakan sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mengajarkan ajaran-ajaran pokok umat Kristen kepada para pemuda, seperti yang telah diajarkan oleh Yesus. Organisasi ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1884 di London, Inggris oleh George William. Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan basketball oleh James Naismith. Olahraga permainan Mintonette sebenarnya merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket, baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya, permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball (bola voli) terjadi pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896 tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of Physical Education of the International Committee of YMCA) mengundang dan meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA, Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani. Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim beranggotakan lima orang. Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu, permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Sarana dan Prasarana permainan
Lapangan permainan
Ukuran lapangan bola voli yang umum adalah 9 meter x 18 meter.[3] Garis batas serang untuk pemain belakang berjarak 3 meter dari garis tengah (sejajar dengan jaring). Garis tepi lapangan adalah 5 cm.Bola
Bola tersebut memiliki keliling lingkaran 65 hingga 67 cm, dengan berat 260 hingga 280 gram. Tekanan dalam dari bola tersebut hendaknya sekitar 0.30 hingga 0.325 kg/cm2 (4.26-4.61 psi, 294.3-318.82 mbar atau hPa).Net
Ukuran tinggi net putra 2,43 meter dan untuk net putri 2,24 meter.Sarana Permainan Bola Voli
- Panjang garis samping seluas 18 meter.
- Lebar lapangan seluas 9 meter.
- Lebar garis serang seluas 3 meter.
Cara permainan
Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan berlomba-lomba mencapai angka 25 terlebih dahulu.[4]Dalam sebuah tim, terdapat 4 peran penting, yaitu tosser (atau setter), spiker (smash), libero, dan defender (pemain bertahan). Tosser atau pengumpan adalah orang yang bertugas untuk mengumpankan bola kepada rekan-rekannya dan mengatur jalannya permainan. Spiker bertugas untuk memukul bola agar jatuh di daerah pertahanan lawan. Libero adalah pemain bertahan yang bisa bebas keluar dan masuk tetapi tidak boleh men-smash bola ke seberang net. Defender adalah pemain yang bertahan untuk menerima serangan dari lawan.
Permainan voli menuntut kemampuan otak yang prima, terutama tosser. Tosser harus dapat mengatur jalannya permainan. Tosser harus memutuskan apa yang harus dia perbuat dengan bola yang dia dapat, dan semuanya itu dilakukan dalam sepersekian detik sebelum bola jatuh ke lapangan sepanjang permainan. Permainan ini dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 6 orang pemain dan mengusahakan untuk mencapai angka 25 terlebih dahulu untuk memenangkan suatu babak.
Aturan Permainan
Penghitungan angka
'Aturan permainan dari bola voli adalah:[5]- Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
- Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh. Jika tidak, maka musuh akan mendapat nilai
Sistem Pertandingan
- Sistem pertandingan menggunakan sistem setengah kompetisi yang terdiri dari 8 tim dan akan disitribusikan ke dalam 2 (dua) group, masing-masing group terdiri dari 4 (empat) tim.
- Setiap tim terdiri dari 10 pemain meliputi 6 pemain inti yang bermain di lapangan dan 4 pemain cadangan.
- Pergantian pemain inti dan cadangan pada saat pertandingan berlangsung tidak dibatasi.
- Pertandingan tidak akan ditunda apabila salah satu atau lebih dari satu anggota tim sedang bermain untuk cabang olahraga yang lain.
- Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
- Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang bersangkutan akan dianggap kalah.
- Setiap pertandingan berlangsung 3 babak (best of three), kecuali pada 2 babak sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke tiga tidak perlu dilaksanakan.
- Sistem hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri (24-24) maka pertandingan akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi pertandingan.
- Kemenangan dalam pertandingan penyisihan mendapat nilai 1. Apabila ada dua tim atau lebih mendapat nilai sama, maka penentuan juara group dan runner-up akan dilihat dari kualitas angka pada tiap-tiap set yang dimainkan.
- Kesalahan meliputi:
- Pemain menyentuh net atau melewati garis batas tengah lapangan lawan.
- Tidak boleh melempar ataupun menangkap bola. Bola voli harus di pantulkan tanpa mengenai dasar lapangan.
- Bola yang dipantulkan keluar dari lapangan belum dihitung sebagai out sebelum menyentuh permukaan lapangan.
- Pada saat servis bola yang melewati lapangan dihitung sebagai poin bagi lawan, begitu juga sebaliknya penerima servis lawan yang membuat bola keluar dihitung sebagai poin bagi lawan.
- Seluruh pemain harus berada di dalam lapangan pada saat serve dilakukan.
- Pemain melakukan spike di atas lapangan lawan.
- Seluruh bagian tubuh legal untuk memantulkan bola kecuali dengan cara menendang.
- Para pemain dan lawan mengenai net 2 kali pada saat memainkan bola dihitung sebagai double faults.
- Setiap team diwajibkan bertukar sisi lapangan pada saat setiap babak berakhir. Dan apabila dilakukan babak penetuan (set ke 3) maka tim yang memiliki nilai terendah boleh meminta bertukar lapangan sesaat setelah tim lawan mencapai angka 13.
- Time out dilakukan hanya 1 kali dalam setiap babak dan berlangsung hanya 1 menit.
- Di luar dari aturan yang tertera disini, peraturan permainan mengikuti peraturan internasional.
Teknik Dasar Permainan Bola Voli
Servis
Servis pada zaman sekarang bukan lagi sebagai awal dari suatu permainan atau sekadar menyajikan bola, tetapi sebagai suatu serangan pertama bagi regu yang melakukan servis. Servis terdiri dari servis tangan bawah dan servis tangan atas. Servis tangan atas dibedakan lagi atas tennis servis, floating dan cekis.- Servis tangan bawah
- Mula-mula pemain berdiri di petak servis dengan kaki kiri lebih ke depan dari kaki kanan.
- Bola dipegang dengan tangan kiri.
- Bola dilambungkan tidak terlalu tinggi,tangan kanan ditarik ke bawah belakang.
- Setelah bola kira-kira setinggi pinggang,lengan kanan diayunkan lurus ke depan untuk memukul bola.
- Telapak tangan menghadap bola dan tangan ditegangkan untuk mendapat pantulan yang sempurna, tangan dapat pula menggenggam.
- Servis tangan atas
- Tennis servis
- Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi kaki kiri lebih ke depan, kedua lutut agak rendah.
- Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola,tangan kiri menyangga bola, tangan kanan di atas bola.
- Bola dilambungkan dengan tangan kiri kira-kira setengah meter di atas kepala.
- Tangan kanan ditarik ke belakang atas kepala, menghadap depan.
- Lakukan gerakan seperti mensmesh bola, perhatian terpusat pada bola.
- Lecutan tangan diperlukan pada saat perkenaan bola.
- Floating servis
- Posisi kaki sama seperti tennis servis.
- Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan di samping setinggi pelipis.
- Dengan tangan kiri bola di lambungkan sedikit ke samping kanan tidak terlalu tinggi.
- Setelah bola melambung ke atas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan pada bagian tengah bola.
- Pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara:
- Dengan tumit tangan.
- Dengan tangan, di saat ibu jari dilipat ke dalam dan menempel pada telapak tangan.
- Memukul dengan tangan tergenggam.
- Cekis
- Sikap permulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh bagian kiri lebih dekat ke jaring.
- Bola dipegang tangan kiri dan kanan.
- Saat bola dilambungkan, badan diliukkan sedikit ke belakang dan lutut ditekuk.
- Kedua tangan dijulurkan ke arah samping bawah kanan dalam keadaan memegang bola.
- Bola dilambung ke atas kepala dengan kedua belah tangan.
- Setelah bola lepas, tangan kanan ditarik ke samping kanan bawah, liukkan badan ke kanan.
- Berat badan ada di kaki kanan, telapak tangan menghadap ke atas.
- Setelah bola ada pada jangkauan tangan,secepatnya bersama sama lengan, liukkan badan ke samping kiri
- Perkenaan bola bagian bawah belakang bola,pukulan bola dibantu liukkan badan dan lecutan tangan.
Macam-macam servis
- Servis atas adalah servis dengan awalan melemparkan bola ke atas seperlunya. Kemudian server melompat untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari atas.
- Servis bawah adalah servis dengan awalan bola berada di tangan yang tidak memukul bola. Tangan yang memukul bola bersiap dari belakang badan untuk memukul bola dengan ayunan tangan dari bawah.
- Servis mengapung adalah servis atas dengan awalan dan cara memukul yang hampir sama. Awalan servis mengapung adalah melemparkan bola ke atas namun tidak terlalu tinggi (tidak terlalu tinggi dari kepala). Tangan yang akan memukul bola bersiap di dekat bola dengan ayunan yang sangat pendek.
- Sikap badan dan pandangan.
- Lambung ke atas harus sesuai dengan kebutuhan.
- Saat kapan harus memukul bola.
Passing
- Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan ke bawah)
- Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
- Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.
- Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.
- Passing Ke atas (Pukulan/pengambilan tangan ke atas)
- Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.
- Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk lengkungan setengah bola.
- Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.
- Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan
- Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power
Smash (spike)
Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di atas jaring untuk dimasukkan ke daerah lawan. Untuk melakukan dengan baik perlu memperhatikan awalan, tolakan, pukulan, dan pendaratan.- Teknik smash
Spike adalah bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik smash atau spike adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah lawan.
- Tes smash
Membendung (bloking)
- Sikap memblok yang benar adalah
- Jongkok, bersiap untuk melompat.
- Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.
- Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan blok.
- Blok ada dua macam
- Blok tunggal adalah membendung bola yang dilakukan oleh satu orang pemain.
- Blok ganda adalah membendung bola yang dilakukan oleh dua orang pemain atau lebih. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan block ganda antara lain adalah memadukan langkah kaki dan kerjasama antar bloker dalam menentukan waktu lompatan dan arah pergerakan bola.
Kedudukan pemain (posisi pemain)
Bola voli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Terdapat pula...
Tenis meja dibuat di Inggris sekitar abad ke-19, di mana dimainkan oleh orang kelas atas sebagai permainan indoor setelah makan malam. Tenis meja mempunyai beberapa nama, salah satunya "whiff-whaff", dan disarankan bahwa permainannya pertama kali dikembangkan oleh tentara Inggris di India atau Afrika Selatan, di mana mereka membawanya kembali ke Inggris. Sebaris buku disusun ditengah meja sebagai net, di mana dua bukunya berfungsi untuk memukul bola golf. Nama "ping-pong" digunakan hampir semua negara sebelum perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd menjadikannya merek dagang pada tahun 1901. Nama "ping-pong" kemudian lebih digunakan untuk permainan yang dimainkan peralatan Jaques, dengan perusahaan lain menyebutnya tenis meja. Situasi yang sama terjadi juga di Amerika Serikat, di mana Jaques menjual hak nama "ping-pong" kepada Parker Brothers. Parker Brothers lalu menjadikannya merek dagang tahun 1920-an, membuat organisasi lainnya mengubah nama menjadi "tenis meja" dibanding menggunakan nama yang lebih umum, namun dengan merek dagang.
Inovasi besar berikutnya dilakukan oleh James W.Gibb, pencinta tenis meja, yang menemukan bola seluloid dalam perjalanan menuju AS tahun 1901 dan menurutnya cocok untuk permainan. Ini diikuti E.C. Goode yang, pada tahun yang sama, menciptakan versi modern dari raket dengan memasang selembar karet yang diberi bintik, ke kayu yang sudah diasah. Tenis meja mulai terkenal pada tahun 1901 disebabkan turnamen yang dibuat, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan kejuaraan dunia tidak resmi pada tahun 1902. Pada awal 1900an, permainan ini dilarang di Russia karena penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis meja memiliki efek yang buruk pada penglihatan pemain
Tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris, dan diikuti Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) pada tahun 1926. London menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia resmi pertama tahun 1926. Tahun 1933, Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat, sekarang disebut, Tenis Meja Amerika, dibentuk.
Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak Komunis di Perang Saudara China mempunyai "hasrat untuk Tenis Meja asal Inggris" yang menurutnya "ganjil".
Tahun 1950an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan lapaisan spons di dasarnya mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan dan perputaran bola. Ini diperkenalkan perusahaan alat olahraga Inggris S.W. Hancock Ltd. Penggunaan lem cepat dapat meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang menghasilkan perubahan peralatan untuk "menurunkan kecepatan permainannya". Tenis meja diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade pada tahun 1988.
Peralatan Permainan
Raket
01. Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku. 02. Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan. 03. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat. 04. Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.[3]Bola
Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram.[4] Biasanya berwarana putih atau oranye dan terbuat dari bahan selulosa yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama antara 23–26 cm. Pada bola tenis meja biasanya ada tanda bintang dari bintang 1 hingga bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola tersebut dan biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.Meja lapangan

Pegangan forehand
|
---|
Pegangan backhand
|
---|
Cara bermain
Permainan tunggal- Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
- Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 2.
- Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
- Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
- Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13, 18-16
- Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
- Servis bergantian setiap poin kelipatan 2.
- Pemain bergantian menerima bola dari lawan
- Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan lawan.
- Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
- Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 13-11, 15-17
Tenis meja , atau ping pong (sebuah merek dagang ), adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pas...
Each side may only strike the shuttlecock once before it passes over the net. Play ends once the shuttlecock has struck the floor or if a fault has been called by the umpire, service judge, or (in their absence) the opposing side.[1]
The shuttlecock is a feathered or (in informal matches) plastic projectile which flies differently from the balls used in many other sports. In particular, the feathers create much higher drag, causing the shuttlecock to decelerate more rapidly. Shuttlecocks also have a high top speed compared to the balls in other racquet sports.
The game developed in British India from the earlier game of battledore and shuttlecock. European play came to be dominated by Denmark but the game has become very popular in Asia, with recent competition dominated by China. Since 1992, badminton has been a Summer Olympic sport with five events: men's singles, women's singles, men's doubles, women's doubles, and mixed doubles. At high levels of play, the sport demands excellent fitness: players require aerobic stamina, agility, strength, speed, and precision. It is also a technical sport, requiring good motor coordination and the development of sophisticated racquet movements.[2]
History
The game may have originally developed among expatriate officers in British India,[7] where it was very popular by the 1870s.[5] Ball badminton, a form of the game played with a wool ball instead of a shuttlecock, was being played in Thanjavur as early as the 1850s[8] and was at first played interchangeably with badminton by the British, the woollen ball being preferred in windy or wet weather.
Early on, the game was also known as Poona or Poonah after the garrison town of Pune,[7][9] where it was particularly popular and where the first rules for the game were drawn up in 1873.[5][6][n 2] By 1875, returning officers had started a badminton club in Folkestone. Initially, the sport was played with sides ranging from 1–4 players but it was quickly established that games between two or four competitors worked the best.[3] The shuttlecocks were coated with India rubber and, in outdoor play, sometimes weighted with lead.[3] Although the depth of the net was of no consequence, it was preferred that it should reach the ground.[3]
The sport was played under the Pune rules until 1887, when the J.H.E. Hart of the Bath Badminton Club drew up revised regulations.[4] In 1890, Hart and Bagnel Wild again revised the rules.[5] The Badminton Association of England published these rules in 1893 and officially launched the sport at a house called "Dunbar"[n 3] in Portsmouth on 13 September.[11] The BAE started the first badminton competition, the All England Open Badminton Championships for gentlemen's doubles, ladies' doubles, and mixed doubles, in 1899.[4] Singles competitions were added in 1900 and an England—Ireland championship match appeared in 1904.[4]
England, Scotland, Wales, Canada, Denmark, France, Ireland, the Netherlands, and New Zealand were the founding members of the International Badminton Federation in 1934, now known as the Badminton World Federation. India joined as an affiliate in 1936. The BWF now governs international badminton. Although initiated in England, competitive men's badminton has traditionally been dominated in Europe by Denmark. Worldwide, Asian nations have become dominant in international competition. China, Denmark, India, Indonesia, Malaysia, and South Korea are the nations which have consistently produced world-class players in the past few decades, with China being the greatest force in men's and women's competition recently.
Rules
The following information is a simplified summary of badminton rules based on the BWF Statutes publication, Laws of Badminton.[12]Court
The full width of the court is 6.1 metres (20 ft), and in singles this width is reduced to 5.18 metres (17 ft). The full length of the court is 13.4 metres (44 ft). The service courts are marked by a centre line dividing the width of the court, by a short service line at a distance of 1.98 metres (6 ft 6 inch) from the net, and by the outer side and back boundaries. In doubles, the service court is also marked by a long service line, which is 0.76 metres (2 ft 6 inch) from the back boundary.
The net is 1.55 metres (5 ft 1 inch) high at the edges and 1.524 metres (5 ft) high in the centre. The net posts are placed over the doubles sidelines, even when singles is played.
The minimum height for the ceiling above the court is not mentioned in the Laws of Badminton. Nonetheless, a badminton court will not be suitable if the ceiling is likely to be hit on a high serve.
Serving
At the start of the rally, the server and receiver stand in diagonally opposite service courts (see court dimensions). The server hits the shuttlecock so that it would land in the receiver's service court. This is similar to tennis, except that a badminton serve must be hit below waist height and with the racquet shaft pointing downwards, the shuttlecock is not allowed to bounce and in badminton, the players stand inside their service courts unlike tennis.
When the serving side loses a rally, the serve immediately passes to their opponent(s) (this differs from the old system where sometimes the serve passes to the doubles partner for what is known as a "second serve").
In singles, the server stands in their right service court when their score is even, and in her/his left service court when her/his score is odd.
In doubles, if the serving side wins a rally, the same player continues to serve, but he/she changes service courts so that she/he serves to a different opponent each time. If the opponents win the rally and their new score is even, the player in the right service court serves; if odd, the player in the left service court serves. The players' service courts are determined by their positions at the start of the previous rally, not by where they were standing at the end of the rally. A consequence of this system is that, each time a side regains the service, the server will be the player who did not serve last time.
Scoring
If the score reaches 20-all, then the game continues until one side gains a two-point lead (such as 24–22), except when there is a tie at 29-all, in which the game goes to a golden point. Whoever scores this point will win.
At the start of a match, the shuttlecock is cast and the side towards which the shuttlecock is pointing serves first. Alternatively, a coin may be tossed, with the winners choosing whether to serve or receive first, or choosing which end of the court to occupy first, and their opponents making the leftover the remaining choice.
In subsequent games, the winners of the previous game serve first. Matches are best out of three: a player or pair must win two games (of 21 points each) to win the match. For the first rally of any doubles game, the serving pair may decide who serves and the receiving pair may decide who receives. The players change ends at the start of the second game; if the match reaches a third game, they change ends both at the start of the game and when the leading player's or pair's score reaches 11 points.
The server and receiver must remain within their service courts, without touching the boundary lines, until the server strikes the shuttlecock. The other two players may stand wherever they wish, so long as they do not block the vision of the server or receiver.
Lets
If a let is called, the rally is stopped and replayed with no change to the score. Lets may occur because of some unexpected disturbance such as a shuttlecock landing on court (having been hit there by players playing in adjacent court) or in small halls the shuttle may touch an overhead rail which can be classed as a let.If the receiver is not ready when the service is delivered, a let shall be called; yet, if the receiver attempts to return the shuttlecock, the receiver shall be judged to have been ready.
Equipment
Racquets
Badminton racquets are lightweight, with top quality racquets weighing between 70 and 95 grams (2.5 and 3.4 ounces) not including grip or strings.[13][14] They are composed of many different materials ranging from carbon fibre composite (graphite reinforced plastic) to solid steel, which may be augmented by a variety of materials. Carbon fibre has an excellent strength to weight ratio, is stiff, and gives excellent kinetic energy transfer. Before the adoption of carbon fibre composite, racquets were made of light metals such as aluminum. Earlier still, racquets were made of wood. Cheap racquets are still often made of metals such as steel, but wooden racquets are no longer manufactured for the ordinary market, because of their excessive mass and cost. Nowadays, nanomaterials such as fullerene and carbon nanotubes are added to racquets giving them greater durability.[citation needed]There is a wide variety of racquet designs, although the laws limit the racquet size and shape. Different racquets have playing characteristics that appeal to different players. The traditional oval head shape is still available, but an isometric head shape is increasingly common in new racquets.
Strings
Badminton strings are thin, high performing strings with thicknesses ranging from about 0.62 to 0.73 mm. Thicker strings are more durable, but many players prefer the feel of thinner strings. String tension is normally in the range of 80 to 160 N (18 to 36 lbf). Recreational players generally string at lower tensions than professionals, typically between 80 and 110 N (18 and 25 lbf). Professionals string between about 110 and 160 N (25 and 36 lbf). Some string manufacturers measure the thickness of their strings under tension so they are actually thicker than specified when slack. Ashaway Micropower is actually 0.7mm but Yonex BG-66 is about 0.72mm.It is often argued that high string tensions improve control, whereas low string tensions increase power.[15] The arguments for this generally rely on crude mechanical reasoning, such as claiming that a lower tension string bed is more bouncy and therefore provides more power. This is in fact incorrect, for a higher string tension can cause the shuttle to slide off the racquet and hence make it harder to hit a shot accurately. An alternative view suggests that the optimum tension for power depends on the player:[13] the faster and more accurately a player can swing their racquet, the higher the tension for maximum power. Neither view has been subjected to a rigorous mechanical analysis, nor is there clear evidence in favour of one or the other. The most effective way for a player to find a good string tension is to experiment.
Grip
The choice of grip allows a player to increase the thickness of their racquet handle and choose a comfortable surface to hold. A player may build up the handle with one or several grips before applying the final layer.Players may choose between a variety of grip materials. The most common choices are PU synthetic grips or towelling grips. Grip choice is a matter of personal preference. Players often find that sweat becomes a problem; in this case, a drying agent may be applied to the grip or hands, sweatbands may be used, the player may choose another grip material or change his/her grip more frequently.
There are two main types of grip: replacement grips and overgrips. Replacement grips are thicker, and are often used to increase the size of the handle. Overgrips are thinner (less than 1 mm), and are often used as the final layer. Many players, however, prefer to use replacement grips as the final layer. Towelling grips are always replacement grips. Replacement grips have an adhesive backing, whereas overgrips have only a small patch of adhesive at the start of the tape and must be applied under tension; overgrips are more convenient for players who change grips frequently, because they may be removed more rapidly without damaging the underlying material.
Shuttlecock
Badminton rules also provide for testing a shuttlecock for the correct speed:
3.1: To test a shuttlecock, hit a full underhand stroke which makes contact with the shuttlecock over the back boundary line. The shuttlecock shall be hit at an upward angle and in a direction parallel to the side lines.
3.2: A shuttlecock of the correct speed will land not less than 530 mm and not more than 990 mm short of the other back boundary line.
Shoes
Badminton shoes are lightweight with soles of rubber or similar high-grip, non-marking materials.Compared to running shoes, badminton shoes have little lateral support. High levels of lateral support are useful for activities where lateral motion is undesirable and unexpected. Badminton, however, requires powerful lateral movements. A highly built-up lateral support will not be able to protect the foot in badminton; instead, it will encourage catastrophic collapse at the point where the shoe's support fails, and the player's ankles are not ready for the sudden loading, which can cause sprains. For this reason, players should choose badminton shoes rather than general trainers or running shoes, because proper badminton shoes will have a very thin sole, lower a person's centre of gravity, and therefore result in fewer injuries. Players should also ensure that they learn safe and proper footwork, with the knee and foot in alignment on all lunges. This is more than just a safety concern: proper footwork is also critical in order to move effectively around the court.
Technique
This section does not cite any sources. Please help improve this section by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed. (September 2009) (Learn how and when to remove this template message) |
Strokes
Badminton offers a wide variety of basic strokes, and players require a high level of skill to perform all of them effectively. All strokes can be played either forehand or backhand. A player's forehand side is the same side as their playing hand: for a right-handed player, the forehand side is their right side and the backhand side is their left side. Forehand strokes are hit with the front of the hand leading (like hitting with the palm), whereas backhand strokes are hit with the back of the hand leading (like hitting with the knuckles). Players frequently play certain strokes on the forehand side with a backhand hitting action, and vice versa.In the forecourt and midcourt, most strokes can be played equally effectively on either the forehand or backhand side; but in the rear court, players will attempt to play as many strokes as possible on their forehands, often preferring to play a round-the-head forehand overhead (a forehand "on the backhand side") rather than attempt a backhand overhead. Playing a backhand overhead has two main disadvantages. First, the player must turn their back to their opponents, restricting their view of them and the court. Second, backhand overheads cannot be hit with as much power as forehands: the hitting action is limited by the shoulder joint, which permits a much greater range of movement for a forehand overhead than for a backhand. The backhand clear is considered by most players and coaches to be the most difficult basic stroke in the game, since precise technique is needed in order to muster enough power for the shuttlecock to travel the full length of the court. For the same reason, backhand smashes tend to be weak.
Position of the shuttlecock and receiving player
Vertical position of the shuttlecock
When the shuttlecock is near to net height, players can hit drives, which travel flat and rapidly over the net into the opponents' rear midcourt and rearcourt. Pushes may also be hit flatter, placing the shuttlecock into the front midcourt. Drives and pushes may be played from the midcourt or forecourt, and are most often used in doubles: they are an attempt to regain the attack, rather than choosing to lift the shuttlecock and defend against smashes. After a successful drive or push, the opponents will often be forced to lift the shuttlecock.
Spin
Balls may be spun to alter their bounce (for example, topspin and backspin in tennis) or trajectory, and players may slice the ball (strike it with an angled racquet face) to produce such spin; but, since the shuttlecock is not allowed to bounce, this does not apply to badminton.Slicing the shuttlecock so that it spins, however, does have applications, and some are particular to badminton. (See Basic strokes for an explanation of technical terms.)
- Slicing the shuttlecock from the side may cause it to travel in a different direction from the direction suggested by the player's racquet or body movement. This is used to deceive opponents.
- Slicing the shuttlecock from the side may cause it to follow a slightly curved path (as seen from above), and the deceleration imparted by the spin causes sliced strokes to slow down more suddenly towards the end of their flight path. This can be used to create dropshots and smashes that dip more steeply after they pass the net.
- When playing a netshot, slicing underneath the shuttlecock may cause it to turn over itself (tumble) several times as it passes the net. This is called a spinning netshot or tumbling netshot. The opponent will be unwilling to address the shuttlecock until it has corrected its orientation.
Biomechanics
Badminton biomechanics have not been the subject of extensive scientific study, but some studies confirm the minor role of the wrist in power generation and indicate that the major contributions to power come from internal and external rotations of the upper and lower arm.[17] Recent guides to the sport thus emphasize forearm rotation rather than wrist movements.[18]The feathers impart substantial drag, causing the shuttlecock to decelerate greatly over distance. The shuttlecock is also extremely aerodynamically stable: regardless of initial orientation, it will turn to fly cork-first, and remain in the cork-first orientation.
One consequence of the shuttlecock's drag is that it requires considerable power to hit it the full length of the court, which is not the case for most racquet sports. The drag also influences the flight path of a lifted (lobbed) shuttlecock: the parabola of its flight is heavily skewed so that it falls at a steeper angle than it rises. With very high serves, the shuttlecock may even fall vertically.
Other factors
When defending against a smash, players have three basic options: lift, block, or drive. In singles, a block to the net is the most common reply. In doubles, a lift is the safest option but it usually allows the opponents to continue smashing; blocks and drives are counter-attacking strokes, but may be intercepted by the smasher's partner. Many players use a backhand hitting action for returning smashes on both the forehand and backhand sides, because backhands are more effective than forehands at covering smashes directed to the body. Hard shots directed towards the body are difficult to defend.The service is restricted by the Laws and presents its own array of stroke choices. Unlike in tennis, the server's racquet must be pointing in a downward direction to deliver the serve so normally the shuttle must be hit upwards to pass over the net. The server can choose a low serve into the forecourt (like a push), or a lift to the back of the service court, or a flat drive serve. Lifted serves may be either high serves, where the shuttlecock is lifted so high that it falls almost vertically at the back of the court, or flick serves, where the shuttlecock is lifted to a lesser height but falls sooner.
Deception
Once players have mastered these basic strokes, they can hit the shuttlecock from and to any part of the court, powerfully and softly as required. Beyond the basics, however, badminton offers rich potential for advanced stroke skills that provide a competitive advantage. Because badminton players have to cover a short distance as quickly as possible, the purpose of many advanced strokes is to deceive the opponent, so that either he is tricked into believing that a different stroke is being played, or he is forced to delay his movement until he actually sees the shuttle's direction. "Deception" in badminton is often used in both of these senses. When a player is genuinely deceived, he will often lose the point immediately because he cannot change his direction quickly enough to reach the shuttlecock. Experienced players will be aware of the trick and cautious not to move too early, but the attempted deception is still useful because it forces the opponent to delay his movement slightly. Against weaker players whose intended strokes are obvious, an experienced player may move before the shuttlecock has been hit, anticipating the stroke to gain an advantage.Slicing and using a shortened hitting action are the two main technical devices that facilitate deception. Slicing involves hitting the shuttlecock with an angled racquet face, causing it to travel in a different direction than suggested by the body or arm movement. Slicing also causes the shuttlecock to travel more slowly than the arm movement suggests. For example, a good crosscourt sliced dropshot will use a hitting action that suggests a straight clear or smash, deceiving the opponent about both the power and direction of the shuttlecock. A more sophisticated slicing action involves brushing the strings around the shuttlecock during the hit, in order to make the shuttlecock spin. This can be used to improve the shuttle's trajectory, by making it dip more rapidly as it passes the net; for example, a sliced low serve can travel slightly faster than a normal low serve, yet land on the same spot. Spinning the shuttlecock is also used to create spinning netshots (also called tumbling netshots), in which the shuttlecock turns over itself several times (tumbles) before stabilizing; sometimes the shuttlecock remains inverted instead of tumbling. The main advantage of a spinning netshot is that the opponent will be unwilling to address the shuttlecock until it has stopped tumbling, since hitting the feathers will result in an unpredictable stroke. Spinning netshots are especially important for high level singles players.
The lightness of modern racquets allows players to use a very short hitting action for many strokes, thereby maintaining the option to hit a powerful or a soft stroke until the last possible moment. For example, a singles player may hold his racquet ready for a netshot, but then flick the shuttlecock to the back instead with a shallow lift when she or he notices the opponent has moved before the actual shot was played. A shallow lift takes less time to reach the ground and as mentioned above a rally is over when the shuttlecock touches the ground. This makes the opponent's task of covering the whole court much more difficult than if the lift was hit higher and with a bigger, obvious swing. A short hitting action is not only useful for deception: it also allows the player to hit powerful strokes when he has no time for a big arm swing. A big arm swing is also usually not advised in badminton because bigger swings make it more difficult to recover for the next shot in fast exchanges. The use of grip tightening is crucial to these techniques, and is often described as finger power. Elite players develop finger power to the extent that they can hit some power strokes, such as net kills, with less than a 10 centimetres (4 inches) racquet swing.
It is also possible to reverse this style of deception, by suggesting a powerful stroke before slowing down the hitting action to play a soft stroke. In general, this latter style of deception is more common in the rearcourt (for example, dropshots disguised as smashes), whereas the former style is more common in the forecourt and midcourt (for example, lifts disguised as netshots).
Deception is not limited to slicing and short hitting actions. Players may also use double motion, where they make an initial racquet movement in one direction before withdrawing the racquet to hit in another direction. Players will often do this to send opponents in the wrong direction. The racquet movement is typically used to suggest a straight angle but then play the stroke cross court, or vice versa. Triple motion is also possible, but this is very rare in actual play. An alternative to double motion is to use a racquet head fake, where the initial motion is continued but the racquet is turned during the hit. This produces a smaller change in direction, but does not require as much time.
Strategy
This section does not cite any sources. Please help improve this section by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed. (September 2009) (Learn how and when to remove this template message) |
Deception is also important. Expert players prepare for many different strokes that look identical, and use slicing to deceive their opponents about the speed or direction of the stroke. If an opponent tries to anticipate the stroke, he may move in the wrong direction and may be unable to change his body momentum in time to reach the shuttlecock.
Singles
Since one person needs to cover the entire court, singles tactics are based on forcing the opponent to move as much as possible; this means that singles strokes are normally directed to the corners of the court. Players exploit the length of the court by combining lifts and clears with drop shots and net shots. Smashing tends to be less prominent in singles than in doubles because the smasher has no partner to follow up his effort and is thus vulnerable to a skillfully placed return. Moreover, frequent smashing can be exhausting in singles where the conservation of a player's energy is at a premium. However, players with strong smashes will sometimes use the shot to create openings, and players commonly smash weak returns to try to end rallies.In singles, players will often start the rally with a forehand high serve or with a flick serve. Low serves are also used frequently, either forehand or backhand. Drive serves are rare.
At high levels of play, singles demands extraordinary fitness. Singles is a game of patient positional manoeuvring, unlike the all-out aggression of doubles.
Doubles
Both pairs will try to gain and maintain the attack, smashing downwards when the opportunity arises. Whenever possible, a pair will adopt an ideal attacking formation with one player hitting down from the rearcourt, and his partner in the midcourt intercepting all smash returns except the lift. If the rearcourt attacker plays a dropshot, his partner will move into the forecourt to threaten the net reply. If a pair cannot hit downwards, they will use flat strokes in an attempt to gain the attack. If a pair is forced to lift or clear the shuttlecock, then they must defend: they will adopt a side-by-side position in the rear midcourt, to cover the full width of their court against the opponents' smashes. In doubles, players generally smash to the middle ground between two players in order to take advantage of confusion and clashes.At high levels of play, the backhand serve has become popular to the extent that forehand serves have become fairly rare at a high level of play. The straight low serve is used most frequently, in an attempt to prevent the opponents gaining the attack immediately. Flick serves are used to prevent the opponent from anticipating the low serve and attacking it decisively.
At high levels of play, doubles rallies are extremely fast. Men's doubles is the most aggressive form of badminton, with a high proportion of powerful jump smashes and very quick reflex exchanges. Because of this, spectator interest is sometimes greater for men's doubles than for singles.
Mixed Doubles
At high levels of play, the formations will generally be more flexible: the top women players are capable of playing powerfully from the back-court, and will happily do so if required. When the opportunity arises, however, the pair will switch back to the standard mixed attacking position, with the woman in front and men in the back.
Organization
Governing bodies
The Badminton World Federation (BWF) is the internationally recognized governing body of the sport responsible for conduction of tournaments and approaching fair play. Five regional confederations are associated with the BWF:- Asia: Badminton Asia Confederation (BAC)
- Africa: Badminton Confederation of Africa (BCA)
- Americas: Badminton Pan Am (North America and South America belong to the same confederation; BPA)
- Europe: Badminton Europe (BE)
- Oceania: Badminton Oceania (BO)
Competitions
The Sudirman Cup, a gender-mixed international team event held once every two years, began in 1989. Teams are divided into seven levels based on the performance of each country. To win the tournament, a country must perform well across all five disciplines (men's doubles and singles, women's doubles and singles, and mixed doubles). Like association football (soccer), it features a promotion and relegation system in every level.
Badminton was a demonstration event in the 1972 and 1988 Summer Olympics. It became an official Summer Olympic sport at the Barcelona Olympics in 1992 and its gold medals now generally rate as the sport's most coveted prizes for individual players.
In the BWF World Championships, first held in 1977, currently only the highest ranked 64 players in the world, and a maximum of four from each country, can participate in any category. In both the Olympic and BWF World competitions restrictions on the number of participants from any one country have caused some controversy because they sometimes result in excluding elite world level players from the strongest badminton nations. The Thomas, Uber, and Sudirman Cups, the Olympics, and the BWF World (and World Junior Championships), are all categorized as level one tournaments.
At the start of 2007, the BWF introduced a new tournament structure for the highest level tournaments aside from those in level one: the BWF Super Series. This level two tournament series, a tour for the world's elite players, stages twelve open tournaments around the world with 32 players (half the previous limit). The players collect points that determine whether they can play in Super Series Finals held at the year end. Among the tournaments in this series is the venerable All-England Championships, first held in 1900, which was once considered the unofficial world championships of the sport.[20]
Level three tournaments consist of Grand Prix Gold and Grand Prix event. Top players can collect the world ranking points and enable them to play in the BWF Super Series open tournaments. These include the regional competitions in Asia (Badminton Asia Championships) and Europe (European Badminton Championships), which produce the world's best players as well as the Pan America Badminton Championships.
The level four tournaments, known as International Challenge, International Series, and Future Series, encourage participation by junior players.[21]
Comparison with tennis
![]() |
This section possibly contains original research. Please improve it by verifying the claims made and adding inline citations. Statements consisting only of original research should be removed. (May 2010) (Learn how and when to remove this template message) |
- Scoring: In badminton, a match is played best 2 of 3 games, with each game played up to 21 points. In tennis a match is played best of 3 or 5 sets, each set consisting of 6 games and each game ends when one player wins 4 points or wins two consecutive points at deuce points. If both team are tied at "game point", they must play until one team achieves a two-point advantage. However, at 29–all, whoever scores the golden point will win. In tennis, if the score is tied 6–6 in a set, a tiebreaker will be played, which ends once a player reaches 7 points or when one player has a two-point advantage.
- In tennis, the ball may bounce once before the point ends; in badminton, the rally ends once the shuttlecock touches the floor.
- In tennis, the serve is dominant to the extent that the server is expected to win most of his service games (at advanced level & onwards); a break of service, where the server loses the game, is of major importance in a match. In badminton a server has far less an advantage, and is unlikely to score an ace (unreturnable serve).
- In tennis, the server has two chances to hit a serve into the service box; in badminton, the server is allowed only one attempt.
- A tennis court is approximately twice the length and width of a badminton court.
- Tennis racquets are about four times as heavy as badminton racquets, 10 to 12 ounces (280 to 340 grams) versus 2 to 3 ounces (57 to 85 grams).[22][23] Tennis balls are more than eleven times heavier than shuttlecocks, 57 grams (2.0 ounces) versus 5 grams (0.18 ounces).[24][25]
- The fastest recorded tennis stroke is Samuel Groth's 163.4 miles per hour (263 kilometres per hour) serve,[26] whereas the fastest badminton stroke during gameplay was Fu Haifeng's 206 miles per hour (332 kilometres per hour) recorded smash.[27]
While fans of badminton and tennis often claim that their sport is the more physically demanding, such comparisons are difficult to make objectively because of the differing demands of the games. No formal study currently exists evaluating the physical condition of the players or demands during game play.
Badminton and tennis techniques differ substantially. The lightness of the shuttlecock and of badminton racquets allow badminton players to make use of the wrist and fingers much more than tennis players; in tennis the wrist is normally held stable, and playing with a mobile wrist may lead to injury. For the same reasons, badminton players can generate power from a short racquet swing: for some strokes such as net kills, an elite player's swing may be less than 5 centimetres (2 inches). For strokes that require more power, a longer swing will typically be used, but the badminton racquet swing will rarely be as long as a typical tennis swing.
See also
Notes
- 6 Waverley Grove, Portsmouth, England.[11]
References
Citations
- "Chinese Fu clocks fastest smash at Sudirman Cup". People's Daily Online. Archived from the original on 25 May 2005. Retrieved 14 May 2005.
Bibliography
- "Badminton", Encyclopædia Britannica, 9th ed., Vol. III, New York: Charles Scribner's Sons, 1878, p. 228.
- "Badminton", Encyclopædia Britannica, 11th ed., Vol. III, Cambridge: Cambridge University Press, 1911, p. 189.
- Adams, Bernard (1980), The Badminton Story, BBC Books, ISBN 0563164654.
- Boga, Steve (2008), Badminton, Paw Prints, ISBN 1439504784.
- Connors, M.; et al. (1991), The Olympics Factbook: A Spectator's Guide to the Winter and Summer Games, Visible Ink Press, ISBN 0-8103-9417-0.
- Downey, Jake; et al. (1982), Better Badminton for All, Pelham Books, ISBN 978-0-7207-1438-8.
- Grice, Tony (2008), Badminton: Steps to Success, Human Kinetics, ISBN 978-0-7360-7229-8.
- Guillain, Jean-Yves (2004), Badminton: An Illustrated History, Publibook, ISBN 2-7483-0572-8.
- Kim, Wangdo (2002), An Analysis of the Biomechanics of Arm Movement During a Badminton Smash (PDF), Nanyang Technological Universityhttp://wayback.archive.org/web/20151118173744/http://www3.ntu.edu.sg/home5/PG02259480/badminton_smash.pdf.
External links
Badminton is a racquet sport played using racquets to hit a shuttlecock across a net . Although it may be played with larger teams, the ...